Kisah Suginem bukan hanya soal tahu dan keberuntungan, melainkan tentang perjuangan, strategi, dan keberanian mengambil keputusan di tengah keterbatasan. Berawal dari pembantu rumah tangga dengan jam kerja nyaris 24 jam, ia kini menjadi pemilik pabrik tahu beromzet jutaan rupiah per hari. Namun, babak paling mengejutkan dari hidupnya justru dimulai saat ia mencoba bermain Mahjong Ways 1 di platform Benihtoto.
Tahun 1990, Suginem bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan buruh pabrik tahu. Gajinya saat itu Rp4.000 per hari, angka yang lumayan besar di zamannya. Tetapi, beban fisik dan mental yang ia tanggung tidak sebanding dengan upah tersebut. Dari pukul 3 pagi hingga tengah malam, ia bekerja tanpa henti. Keletihan itu bukan hanya soal badan, namun juga menyentuh batin.
“Badan saya capek, tapi yang lebih capek hati saya,” kenangnya dengan lirih.
Pada 1991, ia memutuskan berhenti total dari semua pekerjaannya. Kala itu, suaminya mengajak berjualan tahu hasil produksi sendiri di tempat saudara. Mereka memulai dari nol, hanya dengan satu ember tahu. Namun, karena konsistensi dan kualitas produk, pelanggan mulai berdatangan. Setiap hari, permintaan meningkat hingga mereka membuka dapur produksi sendiri.
Selama lebih dari dua dekade, Suginem dan suaminya menjalani usaha ini dengan disiplin tinggi. Dari penghasilan harian yang dulu Rp4.000, kini omzet pabrik tahunya tembus jutaan rupiah per hari.
Pada suatu malam, Suginem mendengar dari tetangga tentang platform Benihtoto. Banyak yang menyebut, member baru biasanya dimanja dengan kemenangan besar. Karena penasaran, ia mencoba bermain Mahjong Ways 1, sebuah permainan slot bertema oriental yang terkenal dengan bonus awalnya.
Berbekal keberanian dan sedikit rasa iseng, Suginem akhirnya menang besar. Dalam satu malam, ia berhasil mengumpulkan Rp70 juta. Bagi orang lain, mungkin uang itu bisa langsung digunakan untuk liburan atau belanja. Namun tidak bagi Suginem.
Dengan dukungan anak dan suaminya, ia memutuskan menginvestasikan seluruh kemenangan tersebut ke saham PT Citra Data Insan Akademi (CDIA). Ia tak asal pilih. Sebelumnya, ia mempelajari perusahaan, membaca artikel edukatif dari Kontan.co.id, dan menonton diskusi saham di YouTube.
Langkahnya terbukti tepat. Nilai saham CDIA terus naik. Dalam beberapa bulan, keuntungan dari investasinya melebihi modal awal secara signifikan. Tak hanya jadi pelaku usaha, kini Suginem pun sah menyandang predikat investor sukses.
Berkat keuntungan dari Benihtoto dan CDIA, kini Suginem sudah mendaftarkan diri untuk berangkat umrah pada tahun 2026. Ia juga merenovasi rumah dan memperluas pabrik tahunya, sekaligus membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. Apa yang dulunya hanya mimpi, kini menjadi kenyataan nyata dalam hidupnya.
“Saya hanya ibu rumah tangga biasa, tapi ternyata teknologi dan keberanian bisa membuka jalan baru,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Suginem bukan sekadar pemenang game. Ia adalah bukti nyata Experience dari perjuangan hidup, Expertise dalam berjualan dan berinvestasi, Authoritativeness dari komunitas UMKM di sekitarnya, dan Trustworthiness sebagai inspirasi keluarga.
Perjalanannya menunjukkan bahwa siapa pun bisa sukses asal berani melangkah. Teknologi seperti Benihtoto hanya alat, tetapi pilihan dan sikap kitalah yang menentukan hasil akhirnya.
Dari seorang pembantu rumah tangga, menjadi pemilik pabrik, lalu sukses di pasar saham. Kisah Suginem adalah kisah tentang harapan. Di tengah keterbatasan, ia membuktikan bahwa kesempatan akan selalu datang kepada mereka yang siap belajar, berani mencoba, dan tidak takut gagal.
“Kalau dulu saya cuma tahu cara goreng tahu, sekarang saya juga ngerti cara lihat harga saham.” – Suginem